Selasa, 10 Januari 2012

INFERTILITAS

INFERTILITAS
A.    Defenisi
Kemandulan adalah ketidakmampuan sepasang suami dan istri untuk mencapai kehamilan selama satu melaksanakan hubungan secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Kemandulan primer adalah istilah yang digunakan jika sepasang suami istri sama sekali belum pernah memiliki anak. Jika sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak (minimal 1 kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya tidak berhasil dicapai, maka digunakan istilah kemandulan sekunder.

B.    Penyebab
Penting diketahui bahwa kesuburan (fertilitas) dipengaruhi banyak faktor, setidak-tidaknya ada 5 faktor penting :
1.    Usia : Untuk pria puncak kesuburan adalah usia 24-25 tahun, dan 21-24 tahun untuk wanita, sebelum usia tersebut kesuburan belum benar-benar matang dan setelahnya berangsur menurun.
2.    Frekuensi hubungan seksual : telah dijelaskan di atas.
3.    Lingkungan : baik fisik, chemis maupun biologis, (panas, radiasi, rokok, narkotik, alcohol, infeksi, dan lain-lain).
4.    Gizi dan nutrisi : terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu.
5.    Stress psikis : mengganggu siklus haid, menurunkan libido dan kualitas spermatozoa, dan lain-lain.

a.    Penyebab pada laki-laki :
    Masalah pada sperma
    Impotensi
    Kekurangan hormon
    Polusi lingkungan
    Pembentukan jaringan parut akibat penyakit menular seksual
    Kelainan anatomi
    Gangguan fungsi
    Gangguan spermatogenesia
    Lain-lain : Hernia Scrotalis (Hernia berat sampai ke kantung testis), Varikokel (varises pembuluh darah balik testis), Imunologis, Infeksi, dan lain-lain.

b.    Sekitar 40-50 % kemandulan disebabkan oleh faktor wanita :
    Jaringan parut
    Disfungsi ovulasi
    Kelainan hormon
    Kekurangan gizi
    Kista ovarium
    Infeksi panggul
    Tumor
    Kelainan lendir
    Kelainan sistem pengangkutan dari leher rahim ke tuba falopii
    Kelainan pada tuba falopii
    Faktor Vagina
    Faktor Uterus (Rahim)
    Faktor Cervix (Mulut Rahim)
    Faktor Tuba Falopii (Saluran Telur)
    Faktor Ovarium (Indung Telur)
    Faktor lain : Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotiroid (kelebihan/kekurangan hormon tiroid), dan lain-lain.

C.    Gejala   
    Gejala yang timbul adalah tidak kunjung hamil. Reaksi emosional (baik pada istri, suami, maupun keduanya) karena tidak memiliki anak. Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya pada suami, istri, maupun keduanya bisa sangat berat. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan (termasuk perceraian), depresi, dan kecemasan.

D.    Pemeriksaan
1.    Pemeriksaan Fisik :
    Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat (seperti distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak sesuai).
2.    Pemeriksaan Sistem Reproduksi

    Wanita
a.    Deteksi ovulasi, meliputi :
•    Pengkajian BBT (Basal Body Temperature)
•    Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma.
b.    Analisa hormon
c.    Sitologi vagina
d.    Uji pasca senggama
e.    Biopsi endometrium terjadwal
f.    Histerosalpinografi
g.    Laparaskopi
h.    Pemeriksaan pelvis ultrasound

    Pria
a.    Analisa semen
•    Parameter
•    Warna putih keruh
•    Bau bunga akasia
•    Ph 7,2 – 7,8
•    Volume 2 – 5 ml
•    Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
•    Jumlah sperma 20 juta/ml
•    Sperma motil > 50 %
•    Bentuk sperma > 60 %
•    Kecepatan gerak sperma 0,18 – 1,2 detik
•    Persentasi gerak motil > 60 %
•    Aglutinasi tidak ada
•    Sel-sel sedikit/tidak ada
•    Uji fruktosa 150 – 160 mg/dl
b.    Pemeriksaan endokrin
c.    Ultrasonografi
d.    Biopsi testis
e.    Uji hemizona
f.    Uji penetrasi sperma

E.    Penatalaksanaan (Manajemen Asuhan)

1.    Wanita
a.    Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coitus.
b.    Pemberian terapi obat seperti :
•    Stimulasi ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hypothalamus, peningkatan kadar prolaktin, dan pemberian thyroid stimulating hormone (TSH)
•    Terapi penggantian hormon
•    Glukokortiroid jika terdapat hyperplasia adrenal
•    Penggunaan antibiotic yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
c.    Gamete Intra Falopiian Transfer (GIFT).
d.    Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas.
e.    Bedah plastik, misalnya penyatuan uterus bikornuate
f.    Pengangkatan tumor atau fibroid.
g.    Eliminasi vaginitis atau servicitis dengan antibiotika atu kemoterapi.

2.    Pria
a.    Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
b.    Agen antimikroba
c.    Testosterone Etanat dan Testosterone Spionat untuk stimulasi kejantanan
d.    HCG secara intramuscular memperbaiki hipogonadisme
e.    FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
f.    Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hypothalamus
g.    Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
h.    Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i.    Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi, seperti perbaikan nutrisi dan tidak membiasakan memakai celana yang panas dan ketat
j.    Perhatikan penggunaan lubrikans saat coitus, jangan yang mengandung spermatisida


F.    Pencegahan
1.    Kemandulan seringkali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan resiko kemandulan di masa yang akan datang.
2.    Imunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan komplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat gondongan bisa dicegah dengan menjalani imunisasi gondongan.
3.    Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki resiko kemandulan lebih tinggi, misalnya : IUD. IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang pernah memiliki anak.

1 komentar: