Selasa, 28 Februari 2012

BATUK.



Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk
Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu batuk akut dan batuk kronis, keduanya dikelompokkan berdasarkan waktu.
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut, disebut batuk kronis atau batuk kronis berulang.
Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tuberkolosis (TB), dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari). Pertusis adalah batuk kronis yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Pertussis dapat dicegah dengan imunisasi DPT.
Ada beberapa macam penyebab batuk :
1.    Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan gejala flu.
2.  Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
3.  Alergi
4.  Asma atau tuberculosis
5.  Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
6.  Tersedak akibat minum susu
7.  Menghirup asap rokok dari orang sekitar
8.  Batuk Psikogenik. Batuk ini banyak diakibatkan karena masalah emosi dan psikologis

 

patofisiologi DEMAM


Suhu tubuh diregulasi oleh suatu inti dalam hipotalamus anterior yang berfungsi sebagai termostat yang mengendalikan keseimbangan antara produksi dan kehilangan panas. Demam berkembang bila termostat digeser ke set yang lebih tinggi. Untuk tubuh mencapai suatu suhu lebih tinggi kehilangan panas melalui kulit dikurangi dengan vasokonstriksi, sehingga dalam waktu singkat, sewaktu suhu meningkat, kulit secara paradoks menjadi dingin. Saat pergeseran ini, secara klinis terlihat sebagai gemetar, yang artinya suhu lingkungan mendadak diterjemahkan sebagai dingin.
IL-1, IL-6 dan TNF adalah mediator-mediator penting dari reaksi ini. Sitokin-sitokin ini dihasilkan oleh leukosit dan jenis sel lain dalam respon terhadap organisme infeksi atau reaksi-reaksi imunologis dan toksik, yang dilepaskan dalam sirkulasi. IL-1 dan IL-6 mempunyai efek yang sama dalam menghasilkan reaksi fase akut, keduanya menghasilkan demam melalui interaksi dengan reseptor-reseptor vaskuler dalam pusat termoregulator dari hipotalamus dengan aksi langsung dari sitokin atau lebih cenderung melalui induksi produksi prostaglandin lokal (PGE), informasi ini kemudian ditransmisi dari hipotalamus anterior ke posterior ke pusat vasomotor, menyebabkan stimulasi saraf simpatis, vasokonstriksi pembuluh-pembuluh kulit, mengurangi perspirasi dan timbul panas demam. Pirogen endogen yang diketahui mencakup TNF, IL-1 dan IL-6. Mereka dilepaskan oleh monosit/makrofag dan sel-sel inang yang lain dalam respons terhadap mikroba dan stimulasi pirogen lain. Aspirin melawan demam dangan melalui inhibisi siklooksigenasi dalam hipotalamus. TNF juga menstimulasi pusat hipotalamus secara langsung.

Apakah demam itu ada manfaatnya? Setiap otang yang menderita radang tenggorokan atau infeksi saluran nafas akan mengalami manifestasi radang akut. Demam adalah satu dari manifestasi yang paling menonjol, terutama bila bersamaan dengan infeksi. Bakteriemia biasanya menginduksi demam dengan meningkatnya suhu secara dramatik, menghasilkan apa yang disebut ‘spike’ pada grafik suhu. Orang menggigil kuat dapat dilihat pada mereka yang mendapat serangan flu atau malaria. Wagner-Jauregg pada tahun 1927mendapat hadiah nobel untuk metode pengobatan neurosifilis dengan menimbulkan demam tinggi melalui malaria. Dasar idenya adalah spiroketa akan mati pada suhu 41C. Ada beberapa strain pneumokokus yang mati pada suhu sekitar 40C. Fakta-fakta ini memberikan kesetujuan untuk efek yang berfaedah dari demam pada infeksi. Di samping itu terbukti bahwa leukosit bergerak lebih cepat bila suhu meningkat, demikian juga dengan banyak fungsi seluler lain. Studi sekarang memperlihatkan IL-1 dan TNF lebih efektif pada suhu yang lebih tinggi.



Selasa, 10 Januari 2012

INFERTILITAS

INFERTILITAS
A.    Defenisi
Kemandulan adalah ketidakmampuan sepasang suami dan istri untuk mencapai kehamilan selama satu melaksanakan hubungan secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Kemandulan primer adalah istilah yang digunakan jika sepasang suami istri sama sekali belum pernah memiliki anak. Jika sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak (minimal 1 kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya tidak berhasil dicapai, maka digunakan istilah kemandulan sekunder.

B.    Penyebab
Penting diketahui bahwa kesuburan (fertilitas) dipengaruhi banyak faktor, setidak-tidaknya ada 5 faktor penting :
1.    Usia : Untuk pria puncak kesuburan adalah usia 24-25 tahun, dan 21-24 tahun untuk wanita, sebelum usia tersebut kesuburan belum benar-benar matang dan setelahnya berangsur menurun.
2.    Frekuensi hubungan seksual : telah dijelaskan di atas.
3.    Lingkungan : baik fisik, chemis maupun biologis, (panas, radiasi, rokok, narkotik, alcohol, infeksi, dan lain-lain).
4.    Gizi dan nutrisi : terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu.
5.    Stress psikis : mengganggu siklus haid, menurunkan libido dan kualitas spermatozoa, dan lain-lain.

a.    Penyebab pada laki-laki :
    Masalah pada sperma
    Impotensi
    Kekurangan hormon
    Polusi lingkungan
    Pembentukan jaringan parut akibat penyakit menular seksual
    Kelainan anatomi
    Gangguan fungsi
    Gangguan spermatogenesia
    Lain-lain : Hernia Scrotalis (Hernia berat sampai ke kantung testis), Varikokel (varises pembuluh darah balik testis), Imunologis, Infeksi, dan lain-lain.

b.    Sekitar 40-50 % kemandulan disebabkan oleh faktor wanita :
    Jaringan parut
    Disfungsi ovulasi
    Kelainan hormon
    Kekurangan gizi
    Kista ovarium
    Infeksi panggul
    Tumor
    Kelainan lendir
    Kelainan sistem pengangkutan dari leher rahim ke tuba falopii
    Kelainan pada tuba falopii
    Faktor Vagina
    Faktor Uterus (Rahim)
    Faktor Cervix (Mulut Rahim)
    Faktor Tuba Falopii (Saluran Telur)
    Faktor Ovarium (Indung Telur)
    Faktor lain : Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotiroid (kelebihan/kekurangan hormon tiroid), dan lain-lain.

C.    Gejala   
    Gejala yang timbul adalah tidak kunjung hamil. Reaksi emosional (baik pada istri, suami, maupun keduanya) karena tidak memiliki anak. Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya pada suami, istri, maupun keduanya bisa sangat berat. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan (termasuk perceraian), depresi, dan kecemasan.

D.    Pemeriksaan
1.    Pemeriksaan Fisik :
    Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat (seperti distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak sesuai).
2.    Pemeriksaan Sistem Reproduksi

    Wanita
a.    Deteksi ovulasi, meliputi :
•    Pengkajian BBT (Basal Body Temperature)
•    Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma.
b.    Analisa hormon
c.    Sitologi vagina
d.    Uji pasca senggama
e.    Biopsi endometrium terjadwal
f.    Histerosalpinografi
g.    Laparaskopi
h.    Pemeriksaan pelvis ultrasound

    Pria
a.    Analisa semen
•    Parameter
•    Warna putih keruh
•    Bau bunga akasia
•    Ph 7,2 – 7,8
•    Volume 2 – 5 ml
•    Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
•    Jumlah sperma 20 juta/ml
•    Sperma motil > 50 %
•    Bentuk sperma > 60 %
•    Kecepatan gerak sperma 0,18 – 1,2 detik
•    Persentasi gerak motil > 60 %
•    Aglutinasi tidak ada
•    Sel-sel sedikit/tidak ada
•    Uji fruktosa 150 – 160 mg/dl
b.    Pemeriksaan endokrin
c.    Ultrasonografi
d.    Biopsi testis
e.    Uji hemizona
f.    Uji penetrasi sperma

E.    Penatalaksanaan (Manajemen Asuhan)

1.    Wanita
a.    Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coitus.
b.    Pemberian terapi obat seperti :
•    Stimulasi ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hypothalamus, peningkatan kadar prolaktin, dan pemberian thyroid stimulating hormone (TSH)
•    Terapi penggantian hormon
•    Glukokortiroid jika terdapat hyperplasia adrenal
•    Penggunaan antibiotic yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
c.    Gamete Intra Falopiian Transfer (GIFT).
d.    Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas.
e.    Bedah plastik, misalnya penyatuan uterus bikornuate
f.    Pengangkatan tumor atau fibroid.
g.    Eliminasi vaginitis atau servicitis dengan antibiotika atu kemoterapi.

2.    Pria
a.    Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
b.    Agen antimikroba
c.    Testosterone Etanat dan Testosterone Spionat untuk stimulasi kejantanan
d.    HCG secara intramuscular memperbaiki hipogonadisme
e.    FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
f.    Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hypothalamus
g.    Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
h.    Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i.    Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi, seperti perbaikan nutrisi dan tidak membiasakan memakai celana yang panas dan ketat
j.    Perhatikan penggunaan lubrikans saat coitus, jangan yang mengandung spermatisida


F.    Pencegahan
1.    Kemandulan seringkali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan resiko kemandulan di masa yang akan datang.
2.    Imunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan komplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat gondongan bisa dicegah dengan menjalani imunisasi gondongan.
3.    Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki resiko kemandulan lebih tinggi, misalnya : IUD. IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang pernah memiliki anak.

Senin, 09 Januari 2012

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1.    Pengertian 
Dibawah akan diuraikan beberapa pengertian tentang Bayi Berat Lahir Rendah :    
a.    Bayi Berat Lahir Rendah  (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
(Arief ZR, 2009)
b.  Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. (Proverawati A. 2009)
c.    Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi berat  lahir rendah karena berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan  kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun cukup bulan, atau kombinasi keduanya. (Manuaba, 2010)
        Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, tanpa melihat usia kehamilan.


2.    Klasifikasi BBLR
Bayi yang lahir dengan berat badan 2.500 gram atau lebih dianggap cukup matang. Pertumbuhan rata-rata bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keturunan, penyakit ibu, nutrisi, dan sebagainya). Oleh karena itu, dilakukan penggolongan dengan menggabungkan berat badan lahir dan umur kehamilan atau masa gestasi sebagai berikut :
a.    Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu.
b.    Term infant atau bayi cukup bulan (mature/aterm) yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan lebih dari 37 sampai 42 minggu.
c.    Post term infant atau bayi lebih bulan (post term/post matur) yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu.(Pantiawati I. 2010)
    Berdasarkan pengelompokkan tersebut (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi prematur  murni dan dismatur.
a.    Prematuritas murni yaitu bayi lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
b.    Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK). (Ambarwati E, 2009).
3.    Etiologi BBLR
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain adalah:
a.    Faktor genetika atau kromosom 
b.    Infeksi
c.    Bahan toksik
d.    Radiasi
e.    lnsufisiensi atau disfungsi plasenta
f.    Faktor nutrisi
g.    Faktor-faktor lain-lain seperti merokok, alkohol, bekerja berat masa hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan Sebagainya. (Mochtar R, 1998)
4.    Gambaran Klinis Bayi Berat Lahir Rendah
Gambaran bayi berat badan lahir rendah tergantung dari umur kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi atau makin muda kehamilan makin nyata sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah mempunyai karakteristik :
a.    Berat badan kurang dari 2.500 gram
b.    Panjang badan kurang dari 45 cm
c.    Lingkar dada kurang dari 30 cm
d.    Lingkar kepada kurang dari 33 cm
e.    Kepala relatif lebih besar. 
f.    Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
g.    Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
h.    Otot hipotonik lemah
i.    Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)
j.    Ekstremitas : Paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus
k.    Kepala tidak mampu tegak
l.    Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali permenit
m.    Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali permenit. (Manuaba, I.B.G, 1998).
5.    Diagnosis BBLR
Menurut Rustam (1998), diagnosis dan gejala klinik dibagi 2, yaitu sebagai berikut :
1.    Sebelum bayi lahir
Pada anamnesis dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, lahir mati, pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat. Pertambahan berat badan ibu sanagat lambat dan tidak seperti seharusnya, sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion, hipermesis gravidarum, dan perdarahan antepartum. (Pantiawati I. 2010)
2.    Setelah bayi lahir
a.    Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks caseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kerang, berlipat-lipat, mudah diangkat.
b.    Bayi prematur, verniks caseosa ada, jaringan lemak bawah, kulit sedikit, menangis lemah, tonus otot, hipotonik, kulit tipis, kulit merah dan transparan.
6.    Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah
Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi (makin muda gestasi/makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia/istemia otak_ Sindroma gangguan pernapasan, perdarahan intravertikuer, displosia bronkopulmonal retrolental. Fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan resusitasi makanan mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernafasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain – lain). (Wiknjosastro H, 2005).
7.    Penatalaksanaan Umum pada BBLR
a.    Pengaturan Suhu tubuh bayi berat lahir rendah
       Bayi berat lahir rendah mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan. Bila bayi di rawat di dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram adalah 350C dan untuk bayi berat badan 2000 - 2500 gram adalah 340C, agar ia dapat mempertahankan tubuh sekitar 370C. Suhu inkubator dapat diturunkan 10C setiap minggu untuk bayi 2000 gram dan secara berangsur-angsur ia dapat ditempatkan di tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 270 – 290C. Bayi dalam inkubator harus dalam keadaan telanjang untuk memudahkan observasi terhadap pernafasan dan warna kulit (biru, kuning). Bila inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol hangat di sekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks didekat tempat tidur bayi.cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36,5°C-37,5°C adalah dengan memakai alat perspexbeat sbield yang diselimuti pada bayi didalam inkubator.alat ini berguna untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi . (Wiknjosastro H, 2006).
b.    Makanan Bayi
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr /kg BB dan kalori 110 kal /kg BB badan, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung, refleks mengisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
  ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah yang paling dahulu diberikan. Bila factor mengisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 50 sampai 60 CC/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 CC/kgBB/hari. (Manuaba.I.B.G.2010).
c.    Menghindari infeksi
Bayi Berat lahir rendah mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik. (Manuaba I.B.G, 2010)