Senin, 09 Januari 2012

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1.    Pengertian 
Dibawah akan diuraikan beberapa pengertian tentang Bayi Berat Lahir Rendah :    
a.    Bayi Berat Lahir Rendah  (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
(Arief ZR, 2009)
b.  Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. (Proverawati A. 2009)
c.    Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi berat  lahir rendah karena berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan  kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun cukup bulan, atau kombinasi keduanya. (Manuaba, 2010)
        Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, tanpa melihat usia kehamilan.


2.    Klasifikasi BBLR
Bayi yang lahir dengan berat badan 2.500 gram atau lebih dianggap cukup matang. Pertumbuhan rata-rata bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keturunan, penyakit ibu, nutrisi, dan sebagainya). Oleh karena itu, dilakukan penggolongan dengan menggabungkan berat badan lahir dan umur kehamilan atau masa gestasi sebagai berikut :
a.    Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu.
b.    Term infant atau bayi cukup bulan (mature/aterm) yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan lebih dari 37 sampai 42 minggu.
c.    Post term infant atau bayi lebih bulan (post term/post matur) yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu.(Pantiawati I. 2010)
    Berdasarkan pengelompokkan tersebut (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi prematur  murni dan dismatur.
a.    Prematuritas murni yaitu bayi lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
b.    Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK). (Ambarwati E, 2009).
3.    Etiologi BBLR
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain adalah:
a.    Faktor genetika atau kromosom 
b.    Infeksi
c.    Bahan toksik
d.    Radiasi
e.    lnsufisiensi atau disfungsi plasenta
f.    Faktor nutrisi
g.    Faktor-faktor lain-lain seperti merokok, alkohol, bekerja berat masa hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan Sebagainya. (Mochtar R, 1998)
4.    Gambaran Klinis Bayi Berat Lahir Rendah
Gambaran bayi berat badan lahir rendah tergantung dari umur kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi atau makin muda kehamilan makin nyata sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah mempunyai karakteristik :
a.    Berat badan kurang dari 2.500 gram
b.    Panjang badan kurang dari 45 cm
c.    Lingkar dada kurang dari 30 cm
d.    Lingkar kepada kurang dari 33 cm
e.    Kepala relatif lebih besar. 
f.    Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
g.    Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
h.    Otot hipotonik lemah
i.    Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)
j.    Ekstremitas : Paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus
k.    Kepala tidak mampu tegak
l.    Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali permenit
m.    Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali permenit. (Manuaba, I.B.G, 1998).
5.    Diagnosis BBLR
Menurut Rustam (1998), diagnosis dan gejala klinik dibagi 2, yaitu sebagai berikut :
1.    Sebelum bayi lahir
Pada anamnesis dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, lahir mati, pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan, pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat. Pertambahan berat badan ibu sanagat lambat dan tidak seperti seharusnya, sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion, hipermesis gravidarum, dan perdarahan antepartum. (Pantiawati I. 2010)
2.    Setelah bayi lahir
a.    Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks caseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kerang, berlipat-lipat, mudah diangkat.
b.    Bayi prematur, verniks caseosa ada, jaringan lemak bawah, kulit sedikit, menangis lemah, tonus otot, hipotonik, kulit tipis, kulit merah dan transparan.
6.    Prognosis Bayi Berat Lahir Rendah
Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi (makin muda gestasi/makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia/istemia otak_ Sindroma gangguan pernapasan, perdarahan intravertikuer, displosia bronkopulmonal retrolental. Fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan resusitasi makanan mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernafasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain – lain). (Wiknjosastro H, 2005).
7.    Penatalaksanaan Umum pada BBLR
a.    Pengaturan Suhu tubuh bayi berat lahir rendah
       Bayi berat lahir rendah mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan. Bila bayi di rawat di dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram adalah 350C dan untuk bayi berat badan 2000 - 2500 gram adalah 340C, agar ia dapat mempertahankan tubuh sekitar 370C. Suhu inkubator dapat diturunkan 10C setiap minggu untuk bayi 2000 gram dan secara berangsur-angsur ia dapat ditempatkan di tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 270 – 290C. Bayi dalam inkubator harus dalam keadaan telanjang untuk memudahkan observasi terhadap pernafasan dan warna kulit (biru, kuning). Bila inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol hangat di sekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks didekat tempat tidur bayi.cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36,5°C-37,5°C adalah dengan memakai alat perspexbeat sbield yang diselimuti pada bayi didalam inkubator.alat ini berguna untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi . (Wiknjosastro H, 2006).
b.    Makanan Bayi
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr /kg BB dan kalori 110 kal /kg BB badan, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan mengisap cairan lambung, refleks mengisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
  ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah yang paling dahulu diberikan. Bila factor mengisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 50 sampai 60 CC/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 CC/kgBB/hari. (Manuaba.I.B.G.2010).
c.    Menghindari infeksi
Bayi Berat lahir rendah mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik. (Manuaba I.B.G, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar